Ruang Intelektual
  • Login
  • Daftar
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video
Ruang Intelektual
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil

Untuk Anakku yang Belum Lahir

Oleh Muhammad Said Anwar
7 April 2023
in Tulisan Umum
Untuk Anakku yang Belum Lahir

Source: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-yang-memegang-tangan-bayi-2721581/

Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WA

Bismillah, wa bihi nasta’în

Tulisan ini digoreskan oleh ayahmu saat masih berumur 21 tahun, masih duduk di bangku Universitas Al-Azhar sebagai mahasiswa, dan merindukan ibumu yang belum dijemputnya ke dalam keluarga.

Duhai anakku yang berada di masa depan, ketika ayahmu memperkenalkan sebuah ilmu yang fokusnya mendidik anak, ayahmu selalu mengatakan kepada orang-orang “Saya sangat peduli dengan anakku, dialah motivatorku yang belum lahir” dan itu selalu diucapkan ayahmu saat belum menemukan ibumu. Bahkan, ayahmu selalu nekat menceburkan diri ke dalam ilmu-ilmu lain, karena anak-anaknya selalu membayangi siang dan malamnya. Kadang juga ayahmu tanpa ragu mengorbankan satu atau dua jam waktu istirahatnya demi mengasah kemampuannya. Lagi-lagi itu karena anak-anaknya.

Ayahmu ini dengan penuh kesadaran, tahu kalau bersanding dengan perempuan hebat itu dimulai dari dirinya sendiri; selesai dengan diri sendiri baru ke anaknya orang lain. Sebab, dalam konsep pernikahan, ada yang namanya sekufu. Bagaimana mungkin ayahmu berani lancang melamar ibumu sebagai sosok perempuan hebat, sementara ayahmu baring malas-malasan? Ayahmu malu melakukan hal seperti itu. Tapi, ayahmu memiliki kebiasaan memastikan kesiapan jika waktunya telah dekat.

Saat menuliskan ini, ayahmu diimpit oleh dua keadaan; bahagia karena melakukan kontribusi untuk keturunannya yang ia cintai dan khawatir jika keturunannya suatu saat tenggelam dalam lautan kebodohan dan kesengsaraan.

Ayahmu menulis karena menyadari bahwa kematian itu dijamin oleh Tuhan secara kulliy, tapi misteri secara juz’iy. Hal yang sama berlaku dalam konsep jodoh dan rezeki. Ayahmu takut akan kematian yang membayang-bayangi, tapi tinta penanya belum mengatakan kebenaran yang ingin disampaikan ayahmu dan pergi bersama warisannya. Maka deretan tulisan ayahmu yang engkau baca, wahai anakku, itulah buah dari kecintaan dan kekhawatiran dalam satu waktu yang sama.

Anakku, setidaknya ada beberapa butir poin yang akan disampaikan ayahmu dalam tulisan ini. Jika engkau memegangnya, maka engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

  1. Anakku, jika suatu saat nanti ayahmu masih ada, ketahuilah bahwa dia akan memberikanmu segalanya. Tapi, jangan berpikir bahwa ayahmu akan memanjakanmu. Dia akan mengapresiasi jika engkau berusaha menapaki jalan kebenaran dan akan mengarahkanmu jika terpeleset dalam jurang kekeliruan.
  2. Anakku, jangan pernah berpikir bahwa agama itu membuat seseorang menjadi jumud dalam berpikir. Orang-orang yang menyatakan agama adalah produk kuno adalah orang yang tidak pernah mempelajari agama secara mendalam. Mereka hanya menilai sesuatu berdasarkan kulit-kulitnya, tidak menyentuh langsung khazanah ulama kita. Bacalah khazanah itu, Anakku. Agar engkau mengetahui kebenaran yang berusaha disingkirkan oleh sebagian pihak.
  3. Anakku, jika engkau memiliki pertanyaan, ketahuilah bahwa ayahmu hanya menjawab sesuai kadar kemampuannya. Dia tidak mengetahui segalanya. Tapi, ayahmu tidak akan segan membawamu kepada ahli untuk menuntaskan pertanyaan yang membayang-bayangimu. Ayahmu sangat menghormati kepakaran orang lain. Tanyakanlah kepada ahlinya, sampai delik-deliknya! Carilah kebenaran itu sampai engkau menemukannya.
  4. Anakku, jika engkau bertemu dengan seorang ulama, berusahalah untuk mencium tangannya dan menatap wajahnya. Karena di sana ada nur yang terpancar. Mintalah doa kepadanya, karena ayahmu juga meminta ibu yang benar-benar baik dan cocok untuk anak-anaknya melalui lisan para ulama, di samping meminta doa juga kepada kedua orang tua. Tahukah engkau, anakku? Inilah salah satu yang mendorong ayahmu untuk mulâzamah dengan ulama besar di negeri para nabi dan hampir setiap malamnya habis memikirkan nasib keturunannya.
  5. Anakku, engkau dikaruniai akal oleh Tuhan. Di saat yang sama, engkau juga dikaruniai perasaan. Dengan perasaan, engkau bisa merasakan benci, cinta, bosan, jenuh, dan lain-lain. Di sinilah kemungkaran dan dosa itu bisa bersarang dan kasih sayang menjadi mekar. Gunakanlah akalmu untuk mengendalikan dirimu. Karena banyak orang yang terjerumus dalam dosa karena akalnya tidak sedang ia gunakan. Perbaikilah hatimu agar engkau tidak menuhankan akal seperti Isma’iliyyah dan Muktazilah. Karena seseorang menjadi manusia jika keseimbangan dalam dirinya terus bersemanyam.
  6. Anakku, ayahmu tidak akan pernah menyetir cita-citamu. Ayahmu hanya akan mengajakmu berpikir, merenungi, dan mengenali dirimu sembari memberikan jalan yang terbaik. Ayahmu tidak akan menentang selama itu kebenaran. Karena ayahmu memiliki prinsip keberpihakan kepada kebenaran dan demokrasi yang sangat anti dalam menyetir hidup orang lain. Untuk menyuruh pun, ayahmu selalu berat hati dalam melakukan itu. Tapi, ini bukan senjata untuk menolak nasihat. Karena nasihat mengajakmu kepada kebaikan. Sedangkan keburukan, disepakati kesalahannya dan harus dijauhi. Demokrasi ini hanya berlaku dalam lingkaran kebaikan. Jika engkau memiliki kecenderungan dalam hal apa pun, selama tidak melanggar norma, hukum, dan agama, ambillah dan kejarlah. Ayahmu akan memberikan segalanya untuk mendukungmu.
  7. Anakku, tidak ada yang namanya kebebasan mutlak. Hanya orang-orang naif yang menyuarakan itu. Ketika engkau berusaha memunculkan kebebasanmu, ada kebebasan orang lain yang engkau bisa renggut. Di saat itu juga, engkau menyadari bahwa ada kebebasan yang redup. Maka konsep kebebasan mutlak hanyalah omong kosong yang digaungkan oleh orang sok revolusioner. Jangan pernah berpikir bahwa engkau bisa memberontak kepada Tuhan dengan dalih kebebasan mutlak. Karena kebebasanmu juga diciptakan oleh Tuhan.
  8. Anakku, jika engkau menggantungkan hidupmu kepada komentar orang lain, maka kesengsaraan itu dibuat oleh pikiranmu. Karena engkau hidup dalam ekspektasi orang, bukan dirimu sendiri. Seharusnya engkau hidup dalam pancaran rida Tuhan. Karena keridaan Tuhan sangat jauh dari kesengsaraan hakiki. Kalaupun ada ujian, maka ketahuilah ujian hidup adalah jalan menuju kebahagiaan hakiki. Jalan itu hanya wasilah, sementara tujuan adalah maksud hakikinya.
  9. Anakku, para filusuf itu tidak akan pernah sanggup membahasakan cinta. Pun, untuk sampai ke akar-akarnya, akal filusuf tidak akan pernah sanggup untuk itu. Inilah kekhususan yang hanya dimiliki para sufi. Mereka tidak mampu membahasakan cintanya kepada Tuhan, tapi mereka mampu memahamkan cinta secara detail. Jika engkau ingin menempuh jalan yang sesungguhnya, mulailah berjalan dari kejernihan akal. Setelah itu, bersihkan hatimu dari sifat-sifat buruk, lalu hiasilah dengan kebaikan.
  10. Anakku, jika engkau menemukan tulisan atau uraian ayahmu yang sulit dipahami, tanyakanlah kepada ibumu. Karena ayahmu mengajari ibumu tentang hal-hal yang pernah ia tulis dan ayahmu memiliki tekad kuat mendidik ibumu, jauh sebelum ibumu dijemput. Karena bagi ayahmu, mendidik seorang wanita, potensi untuk menjadi pahala jariah sangat besar.
  11. Anakku, jika engkau laki-laki, jagalah perempuan. Jangan menyakiti ataupun melukainya. Milikilah keberanian, komitmen, dan tanggung jawab kepada dirimu sebelum kepada orang lain. Jika engkau adalah perempuan, jagalah dirimu, terutama kehormatanmu. Jangan pernah biarkan laki-laki yang tidak pantas meraba “kecantikanmu” dan jangan pula mudah termakan omongan manis laki-laki. Rangkaian kata laki-laki itu selalu penuh dengan tipuan ketika ingin merampas kehormatanmu. Jangan pula berniat untuk memancing hasrat laki-laki. Karena ada banyak hal dalam pikiran laki-laki yang tidak pernah terpikirkan perempuan.
  12. Anakku, terlepas apakah pacaran itu haram atau tidak, ayahmu tidak akan pernah rida dan tidak pula mengizinkanmu pacaran jika engkau tidak bisa mendatangkan alasan logis dan direstui syariat untuk itu. Di mata ayahmu, pacaran itu termasuk dosa besar (terlepas siapapun pelakunya). Makanya, ayahmu sangat menentang itu. Ke-absurd-annya terbukti dengan akal sehat dan dipagari oleh syariat. Lalu, apa alasanmu melakukannya jika engkau hendak untuk itu? Sampai detik ini, ayahmu masih menantang orang-orang untuk mendatangkan alasan logis untuk itu, tapi satu pun tak kunjung datang membawa jawaban yang memuaskan.
  13. Anakku, jangan pernah bertengkar dalam masalah harta, kedudukan, jabatan, dan hal-hal duniawi lainnya. Semua itu sifatnya fana. Tapi, bukan berarti engkau harus meninggalkannya dan mencampakkannya. Engkau boleh memilikinya. Tapi, letakkan di tangan, bukan di hati. Karena ketika hatimu bergantung kepada sesuatu yang fana, maka engkau akan merasakan kesedihan ketika itu hilang. Tapi, jika di hatimu adalah sesuatu yang kekal, ketahuilah bahwa yang kekal itu tidak akan pernah pergi. Tuhan itu Maha Kekal, Anakku!
  14. Anakku, pujian itu tidak pernah menambah kedudukanmu dan hinaan tidak pernah menjatuhkanmu. Pujian atau hinaan hanyalah gambaran tentang dirimu di akal orang-orang, bukan dirimu. Komentar apapun yang melayang kepadamu, tidak akan merubahmu. Karena yang memutuskan untuk berubah adalah dirimu sendiri. Jadi, untuk apa terbang ketika dipuji dan tumbang ketika dihina?
  15. Anakku, masih banyak yang ingin kusampaikan. Tapi, poin ini yang paling penting. Jika seandainya maut menghampirimu, ucapkanlah kalimat tauhid “lâ ilaha illallah muhammad rasulullah”. Engkau akan mudah mengucapkannya jika setiap gerakanmu diisi dengan nilai-nilai tauhid. Jangan sampai ada bagian hidupmu yang kosong dari tauhid. Karena segalanya bergantung kepada Dzat yang Maha Esa. Keluarga kita tidak akan pernah meridai ide sekuler, Anakku.

Jika seandainya masih ada pesan yang ingin disampaikan ayah kepadamu, maka membuat buku berjilid-jilid adalah hal kecil. Karena pelajaran hidup itu lebih banyak yang tersirat daripada yang tersurat.

BacaJuga

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’

Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!

Nahi Mungkar, Ada Seninya!

Esensi Berpikir dan Urgensinya

Anakku, ayahmu akan selalu setia menunggu waktu tepat untuk menjemput ibumu saat menuangkan deretan kata ini dan menunggu kehadiranmu di waktu yang tidak diketahui. Ayahmu maupun ibumu menaruh harapan yang sangat besar yang tidak muluk-muluk; kami hanya ingin engkau menjadi orang baik dan terbaik di versimu. Sekian.

Ayahmu, Muhammad Said Anwar

Muhammad Said Anwar

Muhammad Said Anwar

Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan. Mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di MI MDIA Taqwa 2006-2013. Kemudian melanjutkan pendidikan SMP di MTs MDIA Taqwa tahun 2013-2016. Juga pernah belajar di Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an Al-Imam Ashim. Lalu melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) Kota Makassar tahun 2016-2019. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo tahun 2019-2024, Fakultas Ushuluddin, jurusan Akidah-Filsafat. Setelah selesai, ia melanjutkan ke tingkat pascasarjana di universitas dan jurusan yang sama. Pernah aktif menulis Fanspage "Ilmu Logika" di Facebook. Dan sekarang aktif dalam menulis buku. Aktif berorganisasi di Forum Kajian Baiquni (FK-Baiquni) dan menjadi Pemimpin Redaksi (Pemred) di Bait FK-Baiquni. Menjadi kru dan redaktur ahli di media Wawasan KKS (2020-2022). Juga menjadi anggota Anak Cabang di Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Pada umur ke-18 tahun, penulis memililki keinginan yang besar untuk mengedukasi banyak orang. Setelah membuat tulisan-tulisan di berbagai tempat, penulis ingin tulisannya mencakup banyak orang dan ingin banyak orang berkontribusi dalam hal pendidikan. Kemudian pada umurnya ke-19 tahun, penulis mendirikan komunitas bernama "Ruang Intelektual" yang bebas memasukkan pengetahuan dan ilmu apa saja; dari siapa saja yang berkompeten. Berminat dengan buku-buku sastra, logika, filsafat, tasawwuf, dan ilmu-ilmu lainnya.

RelatedPosts

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’
Tulisan Umum

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’

Oleh Dwi Amrah
26 September 2024
Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!
Tulisan Umum

Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!

Oleh Abdul Mughni Mukhtar
4 Juli 2024
Nahi Mungkar, Ada Seninya!
Tulisan Umum

Nahi Mungkar, Ada Seninya!

Oleh Muhammad Said Anwar
21 Juni 2024
Esensi Berpikir dan Urgensinya
Tulisan Umum

Esensi Berpikir dan Urgensinya

Oleh Abdul Mughni Mukhtar
12 Maret 2024
Dimensi Rasional Isra’ Mi’raj
Tulisan Umum

Dimensi Rasional Isra’ Mi’raj

Oleh Muhammad Naufal Nurdin
17 Februari 2024
Artikel Selanjutnya
Keterkaitan Dua Kulliy

Keterkaitan Dua Kulliy

Untuk Sang Anak; Risalah Tauhid

Untuk Sang Anak; Risalah Tauhid

Haruskah Berakit-Rakit Dahulu?

Haruskah Berakit-Rakit Dahulu?

KATEGORI

  • Adab Al-Bahts
  • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Biografi
  • Filsafat
  • Ilmu Ekonomi
  • Ilmu Firaq
  • Ilmu Hadits
  • Ilmu Kalam
  • Ilmu Mantik
  • Ilmu Maqulat
  • Karya Sastra
  • Matematika
  • Nahwu
  • Nukat
  • Opini
  • Penjelasan Hadits
  • Prosa Intelektual
  • Sejarah
  • Tasawuf
  • Tulisan Umum
  • Ushul Fiqh

TENTANG

Ruang Intelektual adalah komunitas yang dibuat untuk saling membagi pengetahuan.

  • Tentang Kami
  • Tim Ruang Intelektual
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Daftar

Buat Akun Baru!

Isi Form Di Bawah Ini Untuk Registrasi

Wajib Isi Log In

Pulihkan Sandi Anda

Silahkan Masukkan Username dan Email Anda

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan