Ruang Intelektual
  • Login
  • Daftar
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video
Ruang Intelektual
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil

Jika Tuhan itu Satu, Kenapa Ada Banyak Agama?

Oleh Muhammad Said Anwar
24 Mei 2022
in Ilmu Kalam
Mengenal Syubhat Fallacy
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WA

Sekitar satu tahun yang lalu, saya ditanya oleh salah seorang teman saat dia katanya sibuk “membincang” tuhan dengan komunitasnya. Salah satu pertanyaan yang cukup rumit dia jawab adalah pertanyaan melegenda ini, jika memang tuhan hanya satu, kenapa ada banyak agama? Kita perlu membahas beberapa hal dalam hal ini. Saya juga sudah membuat satu tulisan khusus yang membuktikan keesaan tuhan.

Kalau ditanyakan tentang banyaknya agama, ini lazim dengan membicarakan banyaknya tuhan juga. Kenapa? Karena masing-masing agama memiliki tuhannya. Karena agama banyak, tuhan juga banyak. Tapi kan, bukannya yang kita sepakati bahwa tuhan itu satu? Ini memang dua hal yang kontradiktif, kita harus menguatkan salah satunya. Saya sudah menguatkan opsi tuhan itu esa melalui salah satu tulisan. Namun, pernyataan banyaknya agama itu diperkuat dengan fakta bahwa memang agama itu banyak hari ini. Lantas, bagaimana kita menjawabnya?

Saya ingin membuat satu analogi. Anggaplah saya ini jomblo akut yang susah dapat pasangan hidup sampai sekarang. Kemudian, status kejombloan saya ini diketahui oleh beberapa orang. Orang-orang yang melihat keadaan yang prihatin ini kemudian berkomentar “Wah, Said ini masih bebas hidup dong” atau bisa saja ada berkomentar begini “Kasian ya si Said itu, dia dapat azab dunia tuh”. Artinya, di sini ada dua komentar tentang saya yang jomblo, ada yang melihat sebagai bentuk kebebasan, ada juga melihat itu sebagai simbol kesengsaraan, dan bisa saja ada komentar lain. Namun, perlu dilihat lebih teliti lagi, apakah karena ada dua komentar tentang saya lantas saya ini ada dua? Tidak kan? Jadi, komentar kita atau gambaran kita terhadap sesuatu adalah satu hal, sedangkan keberadaan sesuatu sendiri yang menjadi objek persepsi adalah hal yang lain.

Begitu juga dalam menyoal tuhan ini, apakah karena gambaran atau pemahaman tentang tuhan itu banyak lantas menjadikan tuhan itu banyak? Jelas jawabannya tidak. Gambaran tentang tuhan adalah satu hal, sementara eksistensi tuhan sendiri adalah hal yang lain. Kalau begitu, akan ada pertanyaan baru lagi, bagaimana menentukan tuhan mana yang benar? Ini akan dibahas pada tulisan khusus nanti.

Selain itu, kita perlu membedakan mana tuhan sebagai tuhan maha kuasa dan mana tuhan sebagai sesembahan manusia. Jelas ini dua hal berbeda. Tuhan yang pertama itu adalah tuhan yang benar-benar tuhan. Apa buktinya? Dia memiliki sifat-sifat ketuhanan, seperti qidam, baqa’, mukhalafah li al-hawâdits, qiyâm bi nafsihi, dan wahdaniyyah. Akal kita tidak bisa menerima kalau tuhan itu tidak memiliki sifat-sifat seperti itu (nanti kita bahas masing-masing sifat itu secara detail). Sedangkan apa yang dituhankan atau dianggap tuhan, belum tentu benar-benar tuhan yang hakiki. Bisa saja dia itu hanya bernama tuhan, tapi pas diuji kebenarannya, ternyata tidak cocok.

Anggaplah ada yang menyembah Google, menyembah sendok, piring, kecoa, dan lain-lain. kemudian benda-benda itu diberikan gelar tuhan. Pertanyaannya, mana bentuk kekuasaannya? Bukannya tuhan itu harus maha kuasa? Ini berarti, Google, kecoa, pring, dan semacamnya itu hanya diberikan gelar tuhan, tapi bukan benar-benar tuhan.

Juga, kalau kita agak jeli membaca pertanyaan itu, sebenarnya pertanyaan itu tidak kontradiktif. Sebab, yang dimaksud dengan tuhan yang pertama dan kedua itu berbeda. Yang dimaksud tuhan pada frasa “Jika tuhan itu satu”, adalah tuhan yang maha kuasa, tuhan yang benar-benar tuhan. Sedangkan yang dimaksud tuhan pada agama-agama pada frasa kedua “Kenapa ada banyak agama” itu adalah tuhan sebagai sesuatu yang disembah manusia. Dalam ilmu mantik, hal seperti ini tidak bisa dikatakan kontradiksi. Sebab, salah satu syarat kontradiksi adalah dua hal yang bertentangan dalam subjek proposisi. Jadi, kalau subjek proposisi saja sudah berbeda konsepnya, maka ini tidak bisa dikatakan sebagai kontradiksi. Bedakan antara kontradiksi itu sendiri dan sesuatu yang dianggap sebagai kontradiksi. Dengan tidak adanya kontradiksi ini, maka pernyataan bahwa tuhan itu satu tidak batal, sebagaimana tidak batalnya ada banyak sesuatu yang dianggap tuhan oleh manusia sehingga ada banyak agama.

Jadi, sebagai kesimpulan, kita perlu mengamini bahwa gambaran kita tentang sesuatu, bukan berarti mempengaruhi keberadaan sesuatu itu sendiri. Gambaran bisa banyak, tapi tidak menambah eksistensi sesuatu yang menjadi objek bayangan itu sendiri. Juga, kita perlu membedakan mana tuhan sebagai pennguasa segalanya dan mana sesembahan manusia yang disebut tuhan.

BacaJuga

Madrasah kalam Imam Al-Sanusi

Ilmu Akidah untuk Pemula; Kebaruan Alam (Bag. 4)

Ilmu Akidah untuk Pemula; Hukum Akal (Bag. 3)

Ilmu Akidah untuk Pemula; Kewajiban Pertama (Bag. 2)

Wallahu a’lam

Muhammad Said Anwar

Muhammad Said Anwar

Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan. Mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di MI MDIA Taqwa 2006-2013. Kemudian melanjutkan pendidikan SMP di MTs MDIA Taqwa tahun 2013-2016. Juga pernah belajar di Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an Al-Imam Ashim. Lalu melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) Kota Makassar tahun 2016-2019. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo tahun 2019-2024, Fakultas Ushuluddin, jurusan Akidah-Filsafat. Setelah selesai, ia melanjutkan ke tingkat pascasarjana di universitas dan jurusan yang sama. Pernah aktif menulis Fanspage "Ilmu Logika" di Facebook. Dan sekarang aktif dalam menulis buku. Aktif berorganisasi di Forum Kajian Baiquni (FK-Baiquni) dan menjadi Pemimpin Redaksi (Pemred) di Bait FK-Baiquni. Menjadi kru dan redaktur ahli di media Wawasan KKS (2020-2022). Juga menjadi anggota Anak Cabang di Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Pada umur ke-18 tahun, penulis memililki keinginan yang besar untuk mengedukasi banyak orang. Setelah membuat tulisan-tulisan di berbagai tempat, penulis ingin tulisannya mencakup banyak orang dan ingin banyak orang berkontribusi dalam hal pendidikan. Kemudian pada umurnya ke-19 tahun, penulis mendirikan komunitas bernama "Ruang Intelektual" yang bebas memasukkan pengetahuan dan ilmu apa saja; dari siapa saja yang berkompeten. Berminat dengan buku-buku sastra, logika, filsafat, tasawwuf, dan ilmu-ilmu lainnya.

RelatedPosts

Madrasah kalam Imam Al-Sanusi
Ilmu Kalam

Madrasah kalam Imam Al-Sanusi

Oleh N. Arifin. H.
29 Desember 2024
Ilmu Akidah untuk Pemula; Kebaruan Alam (Bag. 4)
Ilmu Kalam

Ilmu Akidah untuk Pemula; Kebaruan Alam (Bag. 4)

Oleh Muhammad Said Anwar
23 September 2024
Ilmu Akidah untuk Pemula; Hukum Akal (Bag. 3)
Ilmu Kalam

Ilmu Akidah untuk Pemula; Hukum Akal (Bag. 3)

Oleh Muhammad Said Anwar
20 September 2024
Ilmu Akidah untuk Pemula; Kewajiban Pertama (Bag. 2)
Ilmu Kalam

Ilmu Akidah untuk Pemula; Kewajiban Pertama (Bag. 2)

Oleh Muhammad Said Anwar
17 September 2024
Ilmu Akidah untuk Pemula; Pendahuluan (Bag. 1)
Ilmu Kalam

Ilmu Akidah untuk Pemula; Pendahuluan (Bag. 1)

Oleh Muhammad Said Anwar
4 September 2024
Artikel Selanjutnya
Menjawab “Katanya”

Menjawab "Katanya"

Simbol Keagamaan, Kesucian yang Dihinakan

Kenapa Kita Ikut-Ikutan?

Si Paling Benar

Si Paling Benar

KATEGORI

  • Adab Al-Bahts
  • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Biografi
  • Filsafat
  • Ilmu Ekonomi
  • Ilmu Firaq
  • Ilmu Hadits
  • Ilmu Kalam
  • Ilmu Mantik
  • Ilmu Maqulat
  • Karya Sastra
  • Matematika
  • Nahwu
  • Nukat
  • Opini
  • Penjelasan Hadits
  • Prosa Intelektual
  • Sejarah
  • Tasawuf
  • Tulisan Umum
  • Ushul Fiqh

TENTANG

Ruang Intelektual adalah komunitas yang dibuat untuk saling membagi pengetahuan.

  • Tentang Kami
  • Tim Ruang Intelektual
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Daftar

Buat Akun Baru!

Isi Form Di Bawah Ini Untuk Registrasi

Wajib Isi Log In

Pulihkan Sandi Anda

Silahkan Masukkan Username dan Email Anda

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan