Ruang Intelektual
  • Login
  • Daftar
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video
Ruang Intelektual
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil

Cara Menguji Keilmuan dan Hafalan ala Syekh Fauzi Konate

Oleh Muhammad Said Anwar
6 Oktober 2023
in Tulisan Umum
Cara Menguji Keilmuan dan Hafalan ala Syekh Fauzi Konate

Dokumentasi pribadi bersama Syekh Fauzi Konate. Taken by: Ustaz Rifai Makassar. aseek haha

Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WA

Pada prinsipnya, kehebatan seseorang itu diakui, tidak cukup jika hanya melayangkan pengakuan sepihak. Kealiman dan hafalan merupakan dua hal yang diakui oleh pihak yang lebih ahli darinya. Tentu pengakuan itu datang setelah fase pengujian itu sudah dilewati.

Yang namanya menguji, tentu ada caranya dan standarnya jelas. Selain supaya prosedur dan hasilnya itu sinkron, tentu hasilnya juga bisa dipertanggungjawabkan. Mengapa ini penting? Jika Anda melihat realitas masyarakat, ada banyak cara menguji yang tidak pas. Mereka mau menguji pemahaman, tapi yang diuji hafalannya; alat pengujiannya untuk hafalan. Ini tidak sinkron. Pemahaman itu satu hal, sementara hafalan itu hal yang lain. Ibaratnya, mau mengukur berat badan, tapi alat ukurnya termometer.

Syekh Fauzi Konate, Pakar Bahasa Arab, sekaligus pernah dijuluki Imam Sibawaih zaman sekarang itu “membocorkan” standar untuk menguji keilmuan dan hafalan seseorang. Hal itu bisa kita lihat dalam salah satu tulisan singkat nan berisi dari beliau:

الأسئلة الأزهرية تختبر حفظك وفهمك

أما في الحفظ فيقال لك مثلا: اكتب من كذا أو استشهد على كذا

وأما في الفهم فيقال لك مثلا: ناقش، علل، اشرح، وفّق.

فلله در الأزاهرة أهل الحفظ والفهم

(Facebook: Konate Sidi Fauzi, 24 Desember 2022)

BacaJuga

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’

Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!

Nahi Mungkar, Ada Seninya!

Esensi Berpikir dan Urgensinya

Secara ringkas, di sini ada enam poin penting. Dua poin untuk menguji hafalan, empat poin untuk menguji pemahaman. Berikut penjelasannya.

Menguji Hafalan

Untuk mengetahui hafalan seseorang itu ada dua cara:

  1. Kitâbah

Kitâbah diartikan dengan menulis. Tapi, menuliskan apa yang telah dihafal. Semakin tepat nan sinkron antara tulisan dan sesuatu yang dihafalkan itu, maka semakin dipercaya hafalan seseorang. Karena terbukti kuat melalui data empiris; tulisan dan sampel asli.

Ini mencakup juga sambung ayat. Karena ketika kitâbah-nya benar, maka ayat yang dihafal dipastikan benar. Jika tidak, maka kelemahan hafalannya akan ketahuan.

  1. Isytisyhâd

Yang dimaksud dengan isytisyhâd adalah mampu menjadikan hafalannya itu sebagai dalil dalam permasalahan tertentu. Misalnya, ketika menjelaskan tentang masalah salat, bisa menghadirkan ayat atau hadis yang relevan dengan masalah salat itu. Hafalannya bisa dipercaya jika akurasi ketepatan dan relevansinya tinggi.

Menguji Pemahaman

Untuk mengetahui pemahaman seseorang itu ada empat cara:

  1. Munâqasyah

Yang dimaksud dengan munâqasyah adalah mendiskusikan dan memperdebatkan apa yang telah dipahami. Jika dalam diskusi ia mampu menerapkan ilmunya dan mempertanggungjawabkan apa yang dia pahami, maka orang ini benar-benar paham. Tidak mungkin dia bisa menerapkan dan membela jika dia tidak memahami apa yang dia terapkan dan apa yang dia bela.

Ini mencakup juga ketika ia mampu mengkritik dengan kritik ilmiah terhadap suatu persoalan. Karena ketika ia melakukan itu, berarti dia paham ilmu. Karena tidak mungkin ada kritik ilmiah jika tidak berlandaskan ilmu tertentu. Pun, kritik ini tidak asal lempar kritik, tapi benar-benar tepat sasaran.

Mengapa musti munâqasyah? Karena di sinilah keilmuan seseorang bisa tampak jelas. Sesi ini juga akan membuktikan, apakah orang tersebut benar-benar menguasai nalar ilmiah atau tidak.

  1. Ta’lîl

Yang dimaksud dengan ta’lîl adalah mampu menjelaskan rangkaian sebab-akibat dari klaim besar yang ada dalam suatu ilmu. Karena ilmu tidak sekadar berisi klaim kosong lagi dogmatis, tapi klaim ilmiah.

Mengapa ta’lîl ini penting? Karena ini membuktikan bahwa seseorang paham mekanisme ilmu. Karena ketika dia mampu menjelaskan mekanismenya, berarti dia memahami cara kerja ilmu itu, seolah-olah dia melihatnya.

Semakin seseorang mampu menguraikan deretan sebab-akibat itu, semakin alim orang itu. Sampai di mana ujungnya? Sampai mentok di bagian yang disebut dengan postulat (dharuriyât). Karena ini menjadi landasan asasi dalam setiap ilmu. Tidak ada ilmu yang tidak merujuk ke bagian ini.

Ini juga mencakup nalar futuristik atau diistilahkan fanqala dalam ilmu adab al-bahts wa al-munâzharah. Dia bisa mengasumsikan beberapa akibat yang mungkin muncul dari paparannya, lalu menjawabnya sebelum akibat itu muncul dengan landasan ilmiah.

  1. Syarh

Syarh yang dimaksud adalah menjelaskan secara utuh apa yang dipahami. Tidak sekadar membaca tok lalu dikatakan menjelaskan, tidak pula menjelaskan melalui metode copas (copy paste) yang menjiplak penjelasan tertentu secara utuh lalu mengklaim dirinya menjelaskan. Tapi, dia menjelaskan dengan gayanya sendiri, maksimal dalam improvisasi, tanpa menggugurkan poin substansial dari ilmu yang dia pahami.

Ini juga membuktikan bahwa seseorang paham ilmu itu. Mengapa? Bagaimana ceritanya seseorang menjelaskan dengan utuh apa yang tidak ia pahami? Kalaupun ada orang nyerocos menjelaskan secara asal-asalan, dia akan jatuh di poin kedua di atas; ta’lîl. Karena asal-asalan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan kelihatan cacatnya jika diuji rantai sebab-akibatnya.

  1. Taufîq

Taufîq yang dimaksud adalah mampu mengkompromikan hal yang sekilas tampak kontradiksi dalam ilmu. Karena tidak mungkin ada ilmu yang dibangun dengan metode kontradiktif. Justru ilmu itu bisa dipercaya karena dia konsisten secara metodologis.

Bagian ini menunjukkan kedalaman ilmu seseorang, karena dapat melihat hal yang sangat tipis dalam ilmu. Saking tipisnya, orang mengiranya tidak ada, bahkan sekecil itu dianggap sama oleh orang awam atau pelajar secara umum. Hanya orang berilmu sajalah yang mampu melihatnya.

Terlepas apakah secara fi nafs al-amr orang itu paham atau tidak, itu bukan ranah kita. Karena kita tidak bisa mengidentifikasi secara langsung. Kita hanya bisa mengetahui melalui enam cara tersebut. Jika ada orang memiliki ilmu, tapi tidak diidentifikasi melalui cara-cara di atas, maka keilmuannya hanya diketahui oleh dirinya dan Allah.

Tidaklah seseorang dikatakan dalam ilmunya jika dia belum melewati empat tahap pengujian itu, tidak pula dikatakan kuat hafalannya jika tidak pernah diuji melalui satupun cara di atas. Karena penilaian kita terhadap seseorang nanti terbukti benar jika sesuai dengan realitas. Pengujian di atas itulah yang menjadi cara untuk mengetahui realitas, apakah dia betulan paham atau tidak, hafal atau tidak. Bagaimana caranya menilai jika tidak tahu apa yang dinilai?

Wallahu a’lam.

Muhammad Said Anwar

Muhammad Said Anwar

Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan. Mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di MI MDIA Taqwa 2006-2013. Kemudian melanjutkan pendidikan SMP di MTs MDIA Taqwa tahun 2013-2016. Juga pernah belajar di Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an Al-Imam Ashim. Lalu melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) Kota Makassar tahun 2016-2019. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo tahun 2019-2024, Fakultas Ushuluddin, jurusan Akidah-Filsafat. Setelah selesai, ia melanjutkan ke tingkat pascasarjana di universitas dan jurusan yang sama. Pernah aktif menulis Fanspage "Ilmu Logika" di Facebook. Dan sekarang aktif dalam menulis buku. Aktif berorganisasi di Forum Kajian Baiquni (FK-Baiquni) dan menjadi Pemimpin Redaksi (Pemred) di Bait FK-Baiquni. Menjadi kru dan redaktur ahli di media Wawasan KKS (2020-2022). Juga menjadi anggota Anak Cabang di Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Pada umur ke-18 tahun, penulis memililki keinginan yang besar untuk mengedukasi banyak orang. Setelah membuat tulisan-tulisan di berbagai tempat, penulis ingin tulisannya mencakup banyak orang dan ingin banyak orang berkontribusi dalam hal pendidikan. Kemudian pada umurnya ke-19 tahun, penulis mendirikan komunitas bernama "Ruang Intelektual" yang bebas memasukkan pengetahuan dan ilmu apa saja; dari siapa saja yang berkompeten. Berminat dengan buku-buku sastra, logika, filsafat, tasawwuf, dan ilmu-ilmu lainnya.

RelatedPosts

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’
Tulisan Umum

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’

Oleh Dwi Amrah
26 September 2024
Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!
Tulisan Umum

Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!

Oleh Abdul Mughni Mukhtar
4 Juli 2024
Nahi Mungkar, Ada Seninya!
Tulisan Umum

Nahi Mungkar, Ada Seninya!

Oleh Muhammad Said Anwar
21 Juni 2024
Esensi Berpikir dan Urgensinya
Tulisan Umum

Esensi Berpikir dan Urgensinya

Oleh Abdul Mughni Mukhtar
12 Maret 2024
Dimensi Rasional Isra’ Mi’raj
Tulisan Umum

Dimensi Rasional Isra’ Mi’raj

Oleh Muhammad Naufal Nurdin
17 Februari 2024
Artikel Selanjutnya
Tentang Muqaddimah (Al-Kalâm fi Al-Muqaddimah)

Tentang Muqaddimah (Al-Kalâm fi Al-Muqaddimah)

Benang Tipis Ulama dan Kutu Buku

Benang Tipis Ulama dan Kutu Buku

Bagaimana Bentuk Tuhan?

Bagaimana Bentuk Tuhan?

KATEGORI

  • Adab Al-Bahts
  • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Biografi
  • Filsafat
  • Ilmu Ekonomi
  • Ilmu Firaq
  • Ilmu Hadits
  • Ilmu Kalam
  • Ilmu Mantik
  • Ilmu Maqulat
  • Karya Sastra
  • Matematika
  • Nahwu
  • Nukat
  • Opini
  • Penjelasan Hadits
  • Prosa Intelektual
  • Sejarah
  • Tasawuf
  • Tulisan Umum
  • Ushul Fiqh

TENTANG

Ruang Intelektual adalah komunitas yang dibuat untuk saling membagi pengetahuan.

  • Tentang Kami
  • Tim Ruang Intelektual
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Daftar

Buat Akun Baru!

Isi Form Di Bawah Ini Untuk Registrasi

Wajib Isi Log In

Pulihkan Sandi Anda

Silahkan Masukkan Username dan Email Anda

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan