• Tentang Kami
  • Tim Ruang Intelektual
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Senin, November 10, 2025
Ruang Intelektual
  • Login
  • Daftar
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Ruang Intelektual
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Utama Filsafat

Filsafat Hari Ini; Quo Vadis?

Muhammad Said Anwar Oleh Muhammad Said Anwar
6 Agustus 2024
in Filsafat
Waktu Baca: 5 menit baca
Source: https://mengeja.id/2024/04/19/pertanyaan-filsafat-yang-membingungkan/

Source: https://mengeja.id/2024/04/19/pertanyaan-filsafat-yang-membingungkan/

Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WA

Kalau kita melihat beberapa tulisan akademisi hari ini, kita akan mendapati beberapa kalangan yang menyatakan bahwa filsafat hari ini tersisa bualan dan omong kosong semata. Selain itu, filsafat adalah produk kuno yang tupoksinya sudah terwakilkan oleh sains. Katanya, kita tidak lagi membutuhkan filsafat untuk solve problematika hari ini. Padahal, kalau kita melihat tulisan sebelumnya, sepertinya kita perlu menimbang ulang lagi pandangan itu. Pasalnya, seluruh ilmu “digendong” oleh filsafat.

Mungkin di lingkungan para pelajar non-agama, akan memiliki jawabannya sendiri tentang itu. Kita akan tarik ke ruang yang lebih khusus; bagaimana dengan para pelajar agama, apakah para pelajar agama itu perlu belajar filsafat atau tidak? Perlu kita perjelas, pelajar agama mana dulu? Kalau pelajar agama di luar Islam, tidak bisa dipastikan perlu atau tidak. Namun, kalau dalam Islam sendiri, berfilsafat itu perlu pada masa kapan pun.

Bisa saja ada yang mengatakan bahwa agama Islam itu tidak butuh filsafat karena agama Islam punya wahyu yang lebih tinggi daripada akal. Perlu diingat, kita sepakat bahwa wahyu itu kebenaran. Akal juga kebenaran. Bagaimana mungkin kebenaran bertentangan dengan kebenaran yang lain? Selain itu, keadaan hari ini mengharuskan kita berfilsafat karena banyak pemikiran yang berangkat dari pengetahuan di luar wahyu, sehingga butuh pengetahuan di luar wahyu untuk menghadapinya.

Masih teringat salah satu patahan nasihat salah satu pakar hadis dari Al-Azhar, Syekh Sameh Abdullah. Ketika beliau membawakan kuliah Syubhât Haula Al-Hadîts, beliau memberikan nasihat, bahwa tidak mungkin kita membantah orang yang tidak percaya hadis dengan hadis. Sebagaimana tidak mungkin kita membantah orang tidak percaya Al-Qur’an dengan patahan ayat Al-Qur’an. Bagaimana mungkin kita menggunakan ayat Al-Qur’an, sementara mereka sendiri tidak percaya dengan argumen yang kita bawakan?

Dalam beberapa bagian, Rasulullah Saw., sendiri mencontohkan dalam membungkam pikiran aneh dari umatnya. Sebagaimana yang terdapat dalam salah satu hadis, ada seorang pemuda minta izin kepada Rasulullah Saw., untuk berzina:

يا نبي الله أتأذن لي في الزنا؟

“Wahai Nabi, apakah Anda mengizinkan saya berzina?”

Saat itu, sahabat yang menyaksikan pemuda itu, mereka menlemparkan tatapan tajam sembari menggertak “Diam!”. Rasulullah Saw., saat itu dengan santainya memberitahu sahabat agar membawa pemuda itu mendekat, lalu disuruh duduk. Kemudian, Rasulullah mengajak pemuda itu berpikir:

أتحبه لأمك؟

“Kau rela kalau itu terjadi pada ibumu?” (HR. Al-‘Iraqi: 2/411).

Di sini Rasulullah Saw., tidak menggunakan ayat tentang haramnya mendekati zina dan hukuman hadd pezina. Beliau menggunakan akal. Ini menunjukkan bahwa menggunakan akal itu sah dalam beragama dan tidak berimplikasi menuhankan akal, sebagaimana yang dituduhkan sebagian orang.

Menggunakan Akal itu Berfilsafat

Kaitan antara menggunakan akal dan berfilsafat adalah talâzum, tidak bisa dilepaskan. Makanya, ada banyak ahli yang mengatakan bahwa filsafat itu ada dengan adanya manusia. Karena ketika manusia berpikir dan mempertanyakan sesuatu, saat itulah manusia berfilsafat.

Adapun orang yang menduga filsafat itu sudah terkontaminasi dengan syubhat dan pemikiran orang Yunani, hal itu perlu tinjauan ulang. Karena banyak ucapan yang mengidentikkan berfilsafat itu berarti memasuki lingkungan pemikiran Yunani, berangkat dari kesalahpahaman atau minimal, menduga bahwa filsafat itu hasil “ijtihad” para filusuf Yunani. Ini disebut dengan produk pemikiran. Tidak salah jika mengatakan produk pemikiran para filusuf adalah filsafat. Nanti keliru jika dikatakan filsafat hanya itu saja. Sedangkan, yang kurang disorot adalah filsafat sebagai aktivitas berpikir. Makanya, dalam bagian lain, sah dikatakan jika seseorang berpikir, maka dia berfilsafat.

Pemikiran itu Abstrak

Jika kita kembali pada isu philosophy today, perlu kita ingat bahwa jika kita memiliki peran sebagai pelajar agama, ada banyak pemikiran di sekitar kita lalu-lalang yang siap kapan saja menyerang agama kita. Walaupun pengguna pikiran itu tidak mati, pemikiran tetaplah entitas abstrak yang tidak memiliki jasad dan umur; bisa merasuki siapa saja, di mana pun dan kapan pun.

Tidak ada tameng yang lebih kuat dibanding keimanan dan filsafat. Keimanan tanpa filsafat, hanya menjadikan kita sebagai individu bertaklid, bukan berpikir. Tapi, filsafat tanpa keimanan, kalau bukan membawa seseorang semakin jauh dari agama, maka dia semakin dekat dengan kebenaran mutlak; agama.

Kalau kita tidak memiliki tameng filsafat, kita akan mudah terpengaruh dengan irama ideologi yang sangat lembut seperti “Semua agama sama saja”, “Kebenaran itu relatif”, “Semua agama itu benar”, “Semesta tidak lagi membutuhkan Tuhan untuk menyelesaikan persoalan”, dan lain sebagainya. Kita tidak akan tahu, bagaimana basis definisi dan patahan setiap kata yang merangkai proposisi yang sebetulnya bisa saja menjadi kelemahan. Hal seperti ini bisa kita ketahui jika mendalami ilmu mantik.

Kontak Filsafat dengan Ilmu Kalam

Jika kita melihat genealogi para filusuf dan teolog, garis perguruan mereka saling terhubung. Dalam periode muta’akhirîn, ada banyak istilah filusuf yang disaring ulang untuk masuk dalam endapan lembaran ilmu kalam. Kemudian, ilmu kalam akan melahirkan ilmu ushul fikih yang menjadi landasan para mujtahid yang mengeluarkan produk hukum. Produk hukum inilah kemudian yang digunakan dalam kehidupan kita, seperti hukum salat, puasa, zakat, dan lain sebagainya.

Jika ada yang beranggapan bahwa filsafat itu diterima mentah-mentah, anggapan ini tentu salah. Karena tulisan dari para nama besar seperti Imam Al-Ghazali, Imam Al-Razi, Imam Al-Juwaini, dan lain sebagainya adalah orang yang sangat cerdas. Tidak mungkin orang yang sangat cerdas hanya manut-manut saja, apalagi jika berhadapan dengan ideologi dari luar. Setiap dari ulama kita melakukan tinjauan ulang; mana yang bisa diterima dan mana yang perlu ditolak. Asumsi keliru nanti muncul jika menganggap umat Islam menerima filsafat, berarti menerima seluruhnya. Sayangnya, ini banyak dipahami khalayak luas.

Universalitas Filsafat

Filsafat itu sifatnya universal. Otomatis, filsafat akan banyak bersinggungan dengan segala aspek kehidupan. Benar, bahwa kita sebagai kaum muslim, memiliki wahyu yang tidak kalah universal. Tapi, anggaplah filsafat itu sesat secara mutlak. Bagaimana kita membongkar dan membungkam kesesatannya, jika kita tidak mengetahuinya? Pada akhirnya, kita tetap saja mempelajari filsafat agar klaim kesesatan filsafat itu bisa sah.

Sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya bahwa kendati filsafat itu banyak menyinggung aspek kehidupan, tapi bukan berarti semuanya diambil; khususnya dalam filsafat praktis. Salah satu ciri orang berilmu, jika dia bisa mengambil madu di dalam wadah yang penuh racun. Ambil yang perlu diambil, buang yang harus dibuang.

Karena filsafat itu seperti pedang bermata dua; satu sisi bisa menyesatkan dan di sisi lain tidak, maka ada silabus yang perlu ditempuh untuk mendapatkan malakah filsafat. Paling tidak ada dua silabus yang sangat direkomendasikan untuk menempuhnya. Yang pertama adalah silabus yang ditawarkan oleh Syekh Ahmad Al-Syadzili. Yang kedua, silabus yang ditawarkan oleh Al-‘Allamah Al-Khairabadi.

Silabus Pertama

  1. Level Pemula

– Al-Rasâ’il Al-Hikmiyyah karya Syekh Hasanain Makhluf.

– Hidâyah Al-Hikmah karya Atsiruddin Al-Abhari.

– Syarh Al-Hidâyah Al-Hikmah karya Al-‘Allamah Husein Al-Maibadzi.

– Syarh Hidâyah Al-Hikmah karya Shadr Al-Din Al-Syiradzi atau Mulla Sadra.

  1. Level Menengah

– Syarh Hikmah Al-‘Ain karya Sayyid Syarif Al-Jurjani.

– Syarh ‘Uyûn Al-Hikmah karya Fakhruddin Al-Razi.

– Ilahiyyât Al-Syifâ’ karya Abu Ali bin Sina.

– Syarh Ilahiyyât Al-Najât karya Fakhruddin Al-Isfaraini.

– Syarh Ilahiyyât Al-Syifâ’ karya Mulla Mahdi Al-Niraqi.

– Ta’liqât ‘ala Ilahiyyât Al-Syifâ’ karya Mulla Sadra.

  1. Level Lanjutan

– Syarh Al-Isyârât wa Al-Tanbihât karya Qutb Al-Din Al-Razi disertai Ta’liqât karya Al-Muhaqqiq Nashiruddin Al-Thusi.

– Hasyiyah ‘ala Al-Isyârât wa Al-Tanbihât karya Al-‘Allamah Al-Bagnavi dan Jamaluddin Al-Khawansari.

– Al-Mathâlib Al-‘Aliyyah karya Fakhruddin Al-Razi.

Silabus Kedua

  1. Standar Umum

– Zubdah Al-Hikmah karya Abdul Haq Khairabadi.

– Hidâyah Al-Hikmah karya Atsiruddin Al-Abhari.

– Syarh Hidâyah Al-Hikmah karya Al-‘Allamah Sayyid Husein Al-Maibadzi.

– Syarh Hidâyah Al-Hikmah karya Muhammad Ibrahim Al-Syairazi.

– Al-Syams Al-Bâzighah karya Al-Mudaqqiq Mahmud Al-Jawanpuri.

– Syarh Hidâyah Al-Hikmah karya Al-‘Allamah Abdul Haq Al-Khairabadi.

– Syarh Al-Isyârat wa Al-Tanbihât karya Al-Muhaqqiq Nashiruddin Al-Thusi.

– Al-Muhâkamât karya Qutb Al-Din Al-Razi.

– Al-Ufuq Al-Mubîn karya Sayyid Mulla Baqir Mirdamad.

– Hâsyiyah Al-Tajrîd (lama dan baru) karya Al-Muhaqqiq Jalaluddin Al-Dawwani dengan metode Al-Muhaqqiq Nashiruddin Al-Thusi.

  1. Standar Khusus (Butuh Kecerdasan Lebih)

– Hasyiyah ‘ala Al-Ufuq Al-Mubîn karya Fadhl Al-Haq Al-Khairabadi.

– Hasyiyah ‘ala Talkhîsh Al-Syifa’, Fadhl Al-Haq Al-Khairabadi.

Namun, untuk menempuh jalan ini, tidak singkat. Butuh waktu yang sangat lama dan konsentrasi mendalam. Tapi, jika sudah melewati jalan ini, nalar filosofis kita akan terbentuk dengan kokoh. Kurang lebih demikian.

Wallahu a’lam

Artikel Sebelumnya

Mengenal Filsafat

Artikel Selanjutnya

Mengenal Abu Hasan Al-Asy’ari; Imam Besar Ahlussunnah wal Jama’ah

Muhammad Said Anwar

Muhammad Said Anwar

Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan. Mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di MI MDIA Taqwa 2006-2013. Kemudian melanjutkan pendidikan SMP di MTs MDIA Taqwa tahun 2013-2016. Juga pernah belajar di Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an Al-Imam Ashim. Lalu melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) Kota Makassar tahun 2016-2019. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo tahun 2019-2024, Fakultas Ushuluddin, jurusan Akidah-Filsafat. Setelah selesai, ia melanjutkan ke tingkat pascasarjana di universitas dan jurusan yang sama. Pernah aktif menulis Fanspage "Ilmu Logika" di Facebook. Dan sekarang aktif dalam menulis buku. Aktif berorganisasi di Forum Kajian Baiquni (FK-Baiquni) dan menjadi Pemimpin Redaksi (Pemred) di Bait FK-Baiquni. Menjadi kru dan redaktur ahli di media Wawasan KKS (2020-2022). Juga menjadi anggota Anak Cabang di Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Pada umur ke-18 tahun, penulis memililki keinginan yang besar untuk mengedukasi banyak orang. Setelah membuat tulisan-tulisan di berbagai tempat, penulis ingin tulisannya mencakup banyak orang dan ingin banyak orang berkontribusi dalam hal pendidikan. Kemudian pada umurnya ke-19 tahun, penulis mendirikan komunitas bernama "Ruang Intelektual" yang bebas memasukkan pengetahuan dan ilmu apa saja; dari siapa saja yang berkompeten. Berminat dengan buku-buku sastra, logika, filsafat, tasawwuf, dan ilmu-ilmu lainnya.

Artikel Selanjutnya
Mengenal Abu Hasan Al-Asy’ari; Imam Besar Ahlussunnah wal Jama’ah

Mengenal Abu Hasan Al-Asy’ari; Imam Besar Ahlussunnah wal Jama’ah

KATEGORI

  • Adab Al-Bahts
  • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Biografi
  • Filsafat
  • Fisika
  • Ilmu Ekonomi
  • Ilmu Firaq
  • Ilmu Hadits
  • Ilmu Kalam
  • Ilmu Mantik
  • Ilmu Maqulat
  • Karya Sastra
  • Matematika
  • Nahwu
  • Nukat
  • Opini
  • Penjelasan Hadits
  • Prosa Intelektual
  • Sastra Indonesia
  • Sejarah
  • Tasawuf
  • Tulisan Umum
  • Ushul Fiqh

TENTANG

Ruang Intelektual adalah komunitas yang dibuat untuk saling membagi pengetahuan.

  • Tentang Kami
  • Tim Ruang Intelektual
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2021 Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Daftar

Buat Akun Baru!

Isi Form Di Bawah Ini Untuk Registrasi

Wajib Isi Log In

Pulihkan Sandi Anda

Silahkan Masukkan Username dan Email Anda

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video

© 2021 Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan.