Kebiasaan adalah rutinitas atau perilaku yang dijalankan secara teratur. Rutinitas itu akan semakin melekat dalam diri seiring dengan semakin sering kita melakukannya. Dan pada titik tertentu, diri kita akan melalukan rutinitas itu secara otomatis. Tanpa disuruh dan tanpa direncanakan sekalipun.
Ketika setiap bangun tidur, kamu selalu cek WA atau menonton reels sebelum bangkit dari kasur, maka itu bisa disebut dengan kebiasaanmu. Apa alasan kamu melakukan itu setiap hari ketika bangun tidur? Ya tanpa alasan. Terjadi begitu saja. Setelah mata terbuka, tanganmu secara otomatis mengambil gadget yang kamu simpan di bawah bantal.
Jika setiap hari kamu bangun jam 4 pagi, lalu langsung bangkit dan mengambil air wudu, maka itu juga bisa disebut dengan kebiasaan. Saya yakin, pada awalnya bangun subuh itu sangat berat dilakukan setiap hari. Berapa banyak pun alarm yang disetel, tetap sulit untuk bangun. Tapi itu cuman di awal, lihat dirimu sekarang. Suara azan yang lemah dari toa masjid saja, cukup untuk membuat matamu terbuka. Bahkan tanpa suara apa pun, kamu tetap bisa bangun dari tidur ketika jarum jam menunjuk pukul 4 pagi. Tubuhmu melalukan itu secara otomatis. Sungguh kebiasaan yang Masya Allah sekali.
Sekarang saya mengajak kamu untuk menyadari beberapa manfaat lain (efek samping) yang kamu dapatkan kalau punya kebiasaan positif yang teratur.
1. Kunci Dalam Menggapai Expertise (Keahlian) Dalam Suatu Hal
“Aturan 10.000 jam, jika mengerjakan sesuatu tiga jam sehari selama sepuluh tahun, kita akan menjadi ahli. Jika begitu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi spesialis? Itu akan butuh 20 jam sehari selama 11 tahun, atau kurang lebih 80.000 jam.”
Kalimat itu saya kutip dari monolog yang diucapkan Dong-Joo (Yoo Yeon-Seok) dalam Serial Doctor Romantic Season 1. Dia membisikkan itu kepada dirinya sendiri karena takjub melihat keahlian yang dimiliki dr. Kim.
Poinnya adalah, kalau kamu ingin punya keahlian dalam suatu bidang, entah itu ahli dalam menulis, bernyanyi, melawak, memasak, bermain bola, atau berbahasa asing, maka kamu hanya perlu melakukannya rutin setiap hari. Terserah durasinya mau berapa lama dalam sehari, tidak harus 3 jam. Yang penting konsisten.
Lakukanlah dengan sabar dan percaya diri.
Kalau ingin naik tangga yang tinggi, jangan langsung melihat puncaknya, tapi fokuslah dengan anak tangga kecil yang ada di hadapanmu. Injaklah anak tangga itu satu persatu. Maka Insya Allah, prosesmu akan terasa lebih ringan.
2. Membuat Hidup Lebih Teratur, Yang Dampaknya Bisa Memanfaatkan Waktu Dan Energi Dengan Lebih Efisien.
Secara alami, otak kita suka dengan rutinitas yang teratur. Hanya saja terkadang penyakit moody-an menghalangi kita untuk bisa punya rutinitas yang teratur itu.
Sebagai bukti, kita suka dengan beberapa jadwal must to do yang ada dalam hidup kita, seperti potong rambut, ganti seprei, cuci motor, merapikan buku, dan healing bareng teman. Semua itu termasuk rutinitas, karena kita melakukannya berulang-ulang walaupun waktunya tidak teratur. Nah, yang sebenarnya menjadi masalah adalah waktu yang teratur itu. Melakukan satu kegiatan yang waktunya telah diatur masih menjadi sesuatu yang berat untuk diatasi.
Coba bayangkan kalau kamu melakukan aktivitas wajibmu secara rutin pada waktu tertentu. Misalnya setiap jam 7 pagi kamu selalu olahraga 15 menit, terus setiap jam 1 siang kamu menyapu dan mengepel lantai kamarmu, lalu setiap jam 9 malam kamu harus membuka bukumu sebelum menikmati me time ketika mau tidur.
Dengan begitu, kehidupanmu akan menjadi sangat teratur. Tidak ada lagi istilah lupa olahraga, tidak sempat membersihkan, atau tidak punya waktu untuk baca buku.
3. Kebiasaaan Membentuk Identitas
Semakin sering dilakukan, semakin kuat identitas itu melekat pada dirimu.
Di sekitar kamu, pasti ada seseorang yang dikenali dengan kebiasaannya. Atau bisa jadi, orang itu adalah kamu. Jika kamu sering terlambat, maka kamu akan dikenal dengan “si paling telat”. Atau jika kamu sangat sering berkata kasar, maka orang lain akan memberikan label “si mulut kotor” pada dirimu. Dan mau tidak mau, predikat negatif itu akan menjadi identitas bagi kamu. Bahkan bisa jadi, kebiasaan buruk itu yang akan terlintas pertama kali ketika orang lain mendengar namamu.
“Kamu ingat sama Thomas, gak?”
“Ingatt. Dia itu cowo yang selalu ngerokok dan minum alkohol kan? Yang kalau masuk rumah di rumah orang ga pernah bilang “Assalamualaikum”.”
“Iyaa, tapi meski sikapnya kayak begitu, sekarang dia yang memimpin geng Peaky Blinders loh!”
“Ehhmm, boleh juga sih. Dia orangnya selalu tenang kalau ngadepin masalah apa pun. Sikapnya yang dingin juga memperkuat aura dan karismanya. Ga heran sih kalau dia yang terpilih jadi ketua baru geng itu.”
Kabar baiknya, orang lain tidak membeda-bedakan antara kebiasaan baik atau buruk untuk mengenali kita. Jika kita selalu menampakkan kebiasaan buruk, maka orang lain akan melabeli kita dengan kebiasaan buruk itu. Sebaliknya, jika kita selalu menampakkan kebiasaan baik, maka orang lain akan menganggap kita sebagai sosok yang terpuji, teladan, dan idaman. Tinggal kamu yang memilih mau dikenali sebagai pribadi yang seperti apa.
“Kalau Kak Jaddid, kamu ingat, gak?”
“Dia itu yang mana ya?”
“Masa kamu lupa sih. Kalau kamu dateng kajian, kamu pasti ngeliat ada cowo yang selalu membawa tas ransel. Sebenarnya dia ga terlalu ganteng sih, tapi pakaiannya yang selalu rapi dan wangi membuat auranya terpancar lebih jelas. Dia biasanya ngasih pertanyaan berbobot atau komentar yang membangun ke forum. Dia juga selalu datang paling awal. Sikapnya ramah, suka menyapa orang lain. Walaupun dia keliatan agak kaku sih kalau ngomong sama cewe.”
“Ohh ingett ingeett. Denger-denger ya, selain pinter, dia juga jago main game sama jago masak loh. Tapi ini cuman denger-denger doang sih. Ga tau deh bener atau ngga. Tapi kalau emang bener, fix dia idaman banget.”
Sampai disini, dengan tiga manfaat yang tadi, kita bisa memahami kalau membangun kebiasaan bisa memberi dampak yang besar bagi diri kita. Tentu saja kalau kebiasaan itu positif akan memberikan dampak yang positif dan kalau kebiasaan itu negatif maka dampak yang diperoleh juga akan negatif. Manfaat yang kita terima dari kebiasaan positif akan sangat berguna bagi kesehatan, citra diri, maupun kepribadian kita.
Kita sama-sama tahu kalau butuh perjuangan yang serius untuk bisa membangun kebiasaan positif dan mempertahankannya. Sebenarnya kesulitan itu letaknya bukan ketika memulai, melainkan terletak pada bagaimana kita mempertahankan. Mulai saja dulu, lalu jangan lupa minta tolong sama Allah SWT untuk membantu kamu membangun kebiasaan itu.
Kalau kamu bingung dengan kebiasaan positif apa yang bisa kamu terapkan, maka lihatlah Sunnah Nabi Muhammad SAW. Tanyakan pada Ustadz, buka buku, nonton youtube, atau pantengin website ini, semua itu bisa memberimu ilmu tentang kebiasaan positif dari manusia terbaik sepanjang zaman.