Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) saat ini sudah mencapai angka melebihi 10.000, berasal dari berbagai daerah, suku, dan latar belakang yang berbeda-beda. Semuanya datang ke Negeri Kinanah dengan satu tujuan suci; menuntut ilmu.
Dengan meningkatnya populasi mahasiswa di Mesir, penting rasanya untuk selalu ada reminder (pengingat) agar para pelajar ini bisa selalu ingat dengan tujuan mulianya datang ke Mesir. Maka pada kesempatan ini, penulis akan sedikit berbagi nasihat yang kiranya penting untuk selalu diingat sebagai seorang perantau, sebagai seorang penuntut ilmu agama.
Selalu Memperbaharui Niat
Niat mempunyai peranan penting dalam perilaku manusia. Baik dan buruknya suatu perbuatan, akan dinilai sesuai dengan niatnya. Maka sebagai seorang penuntut ilmu, kita harus selalu memperbaharui niat untuk belajar secara sabar dan ikhlas, semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah Swt.
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab Ra., ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
إنَّما الأعْمالُ بالنِّيّاتِ، وإنَّما لِكُلِّ امْرِئٍ ما نَوَى
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim, Al-Nawawi dalam Al-Arba’în: 1).
Maka tujuan kita datang ke Mesir untuk belajar, harus selalu kita ingat dan realisasikan dalam perkataan maupun perbuatan. Agar kita tidak gampang tergelincir terhadap hal-hal melalaikan yang bisa membuat kita lupa terhadap tujuan awal kita datang.
Setiap detik adalah waktu yang berharga, maka hendaknya harus selalu diisi dengan hal yang bermanfaat. Syekh Salim Abu Ashi pernah memberikan nasehat kepada para muridnya:
لا تضيع الوقت والعمر إلا فيما يؤسسك وفيما يفيدك
“Jangan membuang-buang waktu dan umurmu kecuali pada hal yang bisa membentuk (karakter) dan memberikan manfaat padamu.”
Ikhlas dan Sabar
Dalam proses menuntut ilmu, tentu kita akan dihadapkan pada banyak masalah dan rintangan. Apalagi dengan usia yang beranjak dewasa, kerap kali kita dihasut untuk melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang jauh dari ajaran agama.
Di sinilah pentingnya untuk bersabar. Sabar dengan segala godaan yang mengarah kepada keburukan, dan senantiasa konsisten di jalan kebaikan.
Sebagaimana yang tertera di dalam hadis:
و إنَّ اللهَ تعالى إذا أحبَّ قومًا ابتلاهم ، فمن رضيَ فله الرِّضَى.
“Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia mengujinya. Barangsiapa yang rida (dengan sabar) maka ia mendapat rida-Nya.” (HR. Ibnu Majah: 4031)
Selain itu, seorang penuntut ilmu juga harus senantiasa ikhlas dalam proses belajarnya. Syekh Sayyid Syaltut dalam suatu darsnya pernah berkata:
طريق العلم وأبوابه مغلقة لا تفتح إلا بالإخلاص
“Jalan dan pintu ilmu itu terkunci, dan hanya bisa terbuka dengan keikhlasan.”
Serius Belajar
Mungkin kadang kita lupa, bahwa keberadaan kita di Mesir itu adalah kesempatan emas yang merupakan nikmat yang Allah berikan kepada kita untuk bisa mencicipi lautan ilmu agama. Maka kesempatan berharga tersebut tidak boleh kita sia-siakan. Kehadiran kita di Mesir adalah mandat amanah dari orang tua, keluarga, dan masyarakat yang mengharapkan kita menjadi seorang alim dan paham akan ilmu agama.
Maka dari itu, seyoianya kita memaksimalkan waktu kita selama di Mesir. Dengan hadir di kuliah, serta rajin menghadiri pengajian dari masyaikh. Karena belajar memiliki keuatamaan yang besar. Sebagaimana dalam hadis:
من سلك طريقًا يلتمسُ فيه علمًا ، سهَّل اللهُ له طريقًا إلى الجنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Abu Dawud: 3641).
Sebagai penutup, penulis ingin menyampaikan bahwa seluruh mahasiswa dari Indonesia yang ada di Mesir adalah bersaudara. Masing-masing dari kita punya tanggung jawab untuk belajar, menjaga sikap, karena setiap individu dari kita mencerminkan negara secara menyeluruh dari kacamata orang lain. Nongkrong, bermain bola, organisasi, atau apapun itu bukanlah suatu masalah asalkan kita tidak lupa dengan tujuan utama, yaitu belajar.
Maka perlu untuk selalu saling menasehati dan membantu dalam kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, sebagai firman Allah Swt.:
… وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان
“Dan saling tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2)