Ruang Intelektual
  • Login
  • Daftar
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video
Ruang Intelektual
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil

“Cinta Saya Ditolak, Saya Harus Apa?”

Oleh Muhammad Said Anwar
29 Desember 2022
in Tulisan Umum
“Cinta Saya Ditolak, Saya Harus Apa?”

https://www.pexels.com/id-id/foto/hati-merah-di-latar-belakang-putih-5874716/

Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WA

Ada seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya bertanya “Cinta saya ditolak oleh seorang wanita, apa yang harus saya lakukan?”. Kalau dipikir, jawaban dari pertanyaan ini tidak hanya berlaku kepada orang yang bersangkutan, tapi juga berlaku bagi banyak orang, khususnya laki-laki (kebetulan pertanyaan ini diajukan oleh seorang lelaki).

Pertama-tama, saya perlu akui bahwa saya tidak memiliki begitu banyak pengalaman dalam dunia percintaan, tapi saya mengoleksi pengalaman-pengalaman dari orang yang sudah melalui dunia percintaan dengan serius dan tidak. Mungkin, menggunakan perspektif orang-orang yang bersangkutan bisa membantu untuk menuntaskan kecemasan Anda.

Kita perlu rincikan dulu, apakah cinta yang Anda ungkapkan itu untuk pacaran atau untuk hubungan serius? Jika cinta Anda itu hanya sekadar pacaran, sebaiknya Anda bersyukur. Sebab, Anda gagal dalam melakukan sebuah dosa. Karena pacaran itu jelas dosa. Ke depannya, apapun yang ingin Anda lakukan, pikirkan dengan baik. Dan catat dengan baik bahwa cinta itu mulia. Jangan sampai dibawa ke ajang permainan semata. Karena nilai dari sebuah emas, tidak sama dengan batu di seberang jalan.

Kalau ternyata cinta Anda ditolak karena Anda sudah ingin serius menikah, coba lihat sekali lagi, apakah penolakan itu benar-benar ingin menolak atau hanya menguji? Jika hanya menguji (tentu dengan memperhatikan beberapa indikasi), coba sekali lagi lakukan satu hal untuk menemukan jawabannya. Misalnya, buktikan keseriusan Anda seperti minta izin untuk bicara kepada orang tuanya saat itu. Karena ini menunjukkan kalau Anda sudah memiliki kesiapan. Kalau muaranya diterima, alhamdulillah. Kalau tidak, Anda harus mencatat beberapa hal.

Pertama, ingatlah bahwa kenyataan itu ada dua jenis. Ada yang manis, ada juga yang pahit. Jika dapat yang manis, selalulah waspada karena pahit bisa datang kapan saja. Ibaratnya Anda minum teh. Tehnya manis, tapi jauh di kedalaman gelas, ada ampas teh yang menunggu. Hati-hati dalam meminumnya, jangan sampai ampasnya ikut masuk ke dalam. Sedangkan jika Anda merasakan pahit, ingatlah bahwa setiap detik kemungkinan terus terbuka, entah tetap pahit atau beralih ke manis. Setiap saat, Anda masih berpeluang mendapatkan kenyataan manis itu, tergantung bagaimana kesiapan Anda dalam menghadapi kenyataan pahit.

Kedua, jika Anda seorang laki-laki yang masih muda, Anda masih berada di usia yang sebenarnya Anda bisa fokus mematangkan diri dan mengasah kualitas. Jadi, Anda bisa kembangkan kualitas Anda. Mungkin ini terasa klise. Tapi, saya ingin bertanya kepada Anda, perempuan sehat mana yang menolak laki-laki yang matang, dewasa, mapan, memiliki status sosial, dan cerdas? Kalaupun ada, itu kemungkinan kecil. Naluri dasar manusia, jika mereka diberikan dua hal; satu baik dan satunya buruk, pasti mereka memilih yang baik. Begitupun jika laki-laki ditanya, siapa yang tidak mau perempuan baik-baik? Mereka yang masih sehat akal dan nalurinya akan mencari perempuan yang baik-baik.

Tentang kenapa harus fokus mengembangkan diri, sebenarnya ini sudah menjadi kunci jawaban yang masih kurang diminati oleh sebagian orang. Kalau kita mau berbicara fakta, coba tanya teman atau kenalan yang sudah sukses. Apakah tidak ada sama sekali calon mertua atau bahkan lawan jenis yang melirik? Di mana-mana, orang tua pasti ingin mencarikan pasangan yang baik untuk anaknya. Teman-teman saya di Kairo pun, ketika pulang ke Indonesia, lirikan kepada dia ada di banyak tempat. Padahal, teman saya ini tidak pernah menempatkan “berburu wanita” sebagai prioritas hidupnya. Tapi, apa daya tarik yang dilihat calon mertua sehingga penawaran kepada dia lancar? Satu; kualitas.

Lain cerita kalau ternyata Anda adalah orang yang sudah siap menikah, kemapanan sudah ada, ilmu ada, dan hal-hal yang menentukan kulitas laki-laki. Ingatlah bahwa Anda sudah mendapatkan sinyal yang sangat kuat bahwa Anda bukan pasangan yang cocok. Alasannya, macam-macam. Bisa saja karena tidak sesuai kriteria, bisa saja ada hal yang tidak disukai, dan lain sebagainya. Ini kondisional, tergantung latar belakang perempuan yang Anda datangi itu seperti apa. Memang benar, kedewasaan, watak, mental, finansial, pengetahuan, dan lain-lain perlu dipertimbangkan. Tapi, tentang kecocokan kadang tidak memiliki standar. Karena sifatnya fluktuatif, tidak tetap. Ini kembali kepada dua pihak yang bersangkutan lagi, punya selera seperti apa.

BacaJuga

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’

Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!

Nahi Mungkar, Ada Seninya!

Esensi Berpikir dan Urgensinya

Tapi, poin yang perlu saya sampaikan bahwa Anda harus kembali menyadari bahwa Anda sudah memiliki kualitas yang mempuni. Jangan pernah lupakan modal penting ini. Kalau Anda sudah memiliki modal, maka seperti yang saya katakan di atas, di belahan dunia ini, ada banyak yang berminat kepada Anda. Dalilnya, Anda punya kualitas. Karena kualitas adalah modal yang tidak bisa ditawar.

Ayah dan ibu pernah menasihati saya yang kurang lebih isinya begini “Jangan pernah memasang harapan yang terlalu tinggi kepada seorang wanita, apalagi ngemis cinta”. Bagi saya, nasihat ini memiliki makna yang dalam. Sebelum cinta Anda dipersilakan oleh perempuan masuk ke dalam rumahnya, jangan pernah lepaskan energi cinta Anda. Ada ratusan orang menyesal, bahkan trauma yang sudah saya temui karena melepaskan duluan energi cintanya sebelum waktunya. Karena jika energi itu dilepaskan duluan sebelum cinta Anda diterima dengan resmi, maka Anda menanam benih rasa dikhianati yang semakin lama, semakin tumbuh. Tak jarang menjadi pohon trauma yang lebat dan takut untuk mendekati yang namanya cinta kemudian hari. Ini sama dengan yang saya katakan pada salah satu tulisan yang lalu bahwa setia itu penting. Tapi, memberikan kesetiaan kepada orang yang tepat, perlu dipertimbangkan juga.

Anda bisa mencari orang yang lebih cocok dengan Anda, jika memang Anda sudah butuh dan siap menikah. Anda baru bisa berkata: “Di hatiku, hanya kamu” jika Anda sudah membuktikan cinta Anda dengan akad. Jika tidak, itu hanya menjadi omong kosong belaka. Jangan pernah menutup pintu, jika belum ada yang benar-benar masuk dalam rumah tangga Anda. Karena bisa saja, ada yang hanya singgah di teras rumah tangga dan pergi meninggalkan. Apa jadinya jika Anda sudah menutup pintu, sedangkan rumah tangga Anda masih kosong dan di depan rumah Anda masih banyak yang antri untuk masuk? Bisa saja ketika Anda membuka pintu, mereka sudah pergi. Jadi, tutuplah pintu jika sudah waktunya ditutup.

Ketiga, jangan pernah jadikan mengejar wanita sebagai prioritas tertinggi dalam hidup. Ingat, Anda adalah laki-laki yang memegang peran sebagai pemimpin. Pemimpin memiliki visi-misi untuk kelanjutan kekuasaannya. Pemimpin juga memiliki hal yang jauh lebih penting dari sekadar mengejar wanita. Apalagi kalau bukan memimpin diri. Ini garis start untuk memimpin dunia. Atau paling tidak, ini titik mulai untuk menduduki tahta istana keluarga.

Seandainya Anda menempatkan mengejar wanita sebagai tujuan tertinggi hidup, maka akan timbul satu tanda tanya. Apa jadinya jika wanita itu sudah Anda dapatkan? Apakah setelah itu Anda hidup bagaikan orang buta yang kehilangan cahayanya? Atau berlari seperti orang tersesat di dalam hutan untuk mencari jalan keluar? Apa setelah itu? Perlu Anda catat dengan baik, rumah tangga tak sekadar dibentuk dengan hadirnya seorang istri. Tapi, rumah tangga bagaikan bahtera laut yang mencari tempat berlabuhnya; tujuannya. Anda sebagai seorang nahkoda harus memiliki rute perjalanan keluarga Anda. Anda yang memimpin perjalanan hidup ini. Maka Anda harus memiliki cita-cita atau tujuan hidup sebagai tujuan tertinggi. Ingatlah, kita sebagai manusia itu dianugerahi akal. Kualitas perbuatan kita sangat dipengaruhi dengan alasan dan tujuan melakukannya.

Tapi, seperti yang saya katakan di atas, kita mulai dari memimpin diri. Pemimpin itu harus memiliki tujuan. Paling tidak, mulailah dari memberi kepada diri dulu tujuan atau cita-cita. Kejarlah dengan segenap kemampuan yang dimiliki. Setelah Anda sudah bisa menjalankan dengan baik perjalanan Anda sendiri, silahkan buat tujuan dan cita-cita bersama dengan pasangan Anda. Jika memimpin diri saja tidak bisa, tapi menjadikan mengejar perempuan sebagai tujuan hidup, kalau ditakar pakai akal sehat, efektifkah tindakan yang seperti ini?

Ada sebuah ungkapan unik yang disampaikan oleh seorang kawan yang berkecimpung di dunia psikologi. Katanya, jika Anda ingin seorang wanita, jangan mengejarnya. Tapi, fokuslah kepada diri dengan upgrade kualitas, maka wanita itu akan mendekat. Katanya, ini yang menjadi daya tarik yang dimiliki laki-laki. Saya sendiri tidak mengerti, apakah ini masuk ke dalam efek reverse psychology atau apa. Tapi, data-data yang dia datangkan itu valid untuk mengafirmasi ungkapannya. Saya juga tidak tahu, seberapa efektif tips yang dia berikan ini. Tapi, saya berusaha berprasangka baik bahwa ini mungkin bekerja, tapi saya belum menyaksikan seberapa besar dampaknya. Ini juga karena melihat dia berada dalam dunia psikologi. Ini bisa diamalkan. Kalau ternyata tidak berhasil, maka Anda tidak rugi karena sudah meningkatkan kualitas. Kalau ternyata berhasil, maka untungnya dua kali lipat.

Keempat, bisa saja Anda ditolak oleh orang yang tidak baik untuk Anda. Ketika saya meminta nasihat kepada seorang senior, saya diberikan nasihat mengenai dunia pernikahan. Katanya, ada tiga hal yang perlu dipersiapkan. Pertama, finansial. Kedua, mental. Ketiga, keimanan. Jangan salah, keimanan ini justru berperan penting dalam banyak kasus percintaan. Ingatlah bahwa tidak semua kebaikan dan keburukan itu kita ketahui. Buktinya, kita pernah tertipu. Dan ketahuilah bahwa ilmu-Nya itu menyingkap segala hal, baik itu wajib, mumkin, dan mustahil. Pengetahuan tentang si doi baik atau buruk bagi kita merupakan perkara yang mumkin. Maka Tuhan mengetahui itu sesuai hakikatnya (fi nafs al-amr).

Bisa saja Anda ditolak karena si dia memang tidak diciptakan untuk Anda. Tapi untuk orang lain. Kenapa kita memiliki ketertarikan? Perlu dicatat bahwa ketertarikan itu satu hal, sementara kelayakan kita untuk memiliki sesuatu itu adalah hal yang lain. Ibaratnya ada mobil Lamborgini. Anda tertarik. Apakah ketika Anda tertarik berarti Lamborgini itu sudah berarti diciptakan untuk Anda? Belum tentu. Di sinilah kita perlu pintar-pintar menyikapi ketertarikan yang bergejolak dalam diri. Jangan lakukan gerakan tambahan jika bekalnya hanya tertarik saja, tapi lakukanlah banyak tinjauan ulang. Jadikanlah ketertarikan Anda sebagai latihan untuk berpikir dingin dan tenang. Kalaupun ternyata ketertarikan ini menjadi jembatan menuju pelaminan, Anda tidak rugi karena sudah latihan.

Kelima, jangan mau dibutakan oleh perasaan cinta. Sekali lagi, Anda adalah pemimpin. Akal sehat adalah harga diri Anda. Jangan pernah injak-injak akal sehat. Karena itu akan menginjak-injak harga diri Anda juga. Jangankan masalah cinta, di luar masalah cinta pun, Anda harus bisa mengendalikan diri. Kalau ditolak, jangan merasa kalau dunia ini berubah menjadi neraka. Ini muncul akibat perasaan sudah dijadikan sebagai kendaraan utama dan melupakan peran akal. Padahal, kalau mau dipikir sejenak, Anda bisa pergi waktu itu juga dan mencari yang lain.

Tapi kalau Anda sudah terlanjur memiliki perasaan, ingatlah bahwa konsekuensi dari memiliki perasaan itu dua; bahagia atau sedih. Anda harus siap dengan kedua konsekuensi ini. Kalau cinta Anda ditolak, bersedih boleh. Tapi larut dan menghinakan diri, jangan. Anda itu berharga. Lakukan sesuatu yanh berharga. Seperti mengembangkan kualitas. Dan ke depannya Anda harus berhati-hati, jangan sampai melepaskan energi cinta duluan sebelum ada kesepakatan sakral antar dua keluarga.

Kurang lebih demikian tentang cinta tertolak bagi seorang lelaki. Sekali lagi, jangan menganggap semuanya sudah berakhir ketika cinta yang dilayangkan ditolak. Ingatlah bahwa dunia memiliki empat miliar wanita dan Indonesia memiliki 200-an juta lebih penduduk. Ada ratusan bahkan ribuan peluang yang Anda miliki untuk selanjutnya. Semoga yang sudah mau menuju pelaminan, urusan cinta dan rumah tangganya dimudahkan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan membantu.

Wallahu a’lam

Muhammad Said Anwar

Muhammad Said Anwar

Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan. Mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di MI MDIA Taqwa 2006-2013. Kemudian melanjutkan pendidikan SMP di MTs MDIA Taqwa tahun 2013-2016. Juga pernah belajar di Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an Al-Imam Ashim. Lalu melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) Kota Makassar tahun 2016-2019. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo tahun 2019-2024, Fakultas Ushuluddin, jurusan Akidah-Filsafat. Setelah selesai, ia melanjutkan ke tingkat pascasarjana di universitas dan jurusan yang sama. Pernah aktif menulis Fanspage "Ilmu Logika" di Facebook. Dan sekarang aktif dalam menulis buku. Aktif berorganisasi di Forum Kajian Baiquni (FK-Baiquni) dan menjadi Pemimpin Redaksi (Pemred) di Bait FK-Baiquni. Menjadi kru dan redaktur ahli di media Wawasan KKS (2020-2022). Juga menjadi anggota Anak Cabang di Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Pada umur ke-18 tahun, penulis memililki keinginan yang besar untuk mengedukasi banyak orang. Setelah membuat tulisan-tulisan di berbagai tempat, penulis ingin tulisannya mencakup banyak orang dan ingin banyak orang berkontribusi dalam hal pendidikan. Kemudian pada umurnya ke-19 tahun, penulis mendirikan komunitas bernama "Ruang Intelektual" yang bebas memasukkan pengetahuan dan ilmu apa saja; dari siapa saja yang berkompeten. Berminat dengan buku-buku sastra, logika, filsafat, tasawwuf, dan ilmu-ilmu lainnya.

RelatedPosts

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’
Tulisan Umum

Nabi dan Ayat: Laisa Kamitslihi Syai’

Oleh Dwi Amrah
26 September 2024
Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!
Tulisan Umum

Masisir, Jangan Sampai Tergelincir!

Oleh Abdul Mughni Mukhtar
4 Juli 2024
Nahi Mungkar, Ada Seninya!
Tulisan Umum

Nahi Mungkar, Ada Seninya!

Oleh Muhammad Said Anwar
21 Juni 2024
Esensi Berpikir dan Urgensinya
Tulisan Umum

Esensi Berpikir dan Urgensinya

Oleh Abdul Mughni Mukhtar
12 Maret 2024
Dimensi Rasional Isra’ Mi’raj
Tulisan Umum

Dimensi Rasional Isra’ Mi’raj

Oleh Muhammad Naufal Nurdin
17 Februari 2024
Artikel Selanjutnya
Benang Merah Ta’aruf dan Mantik Hadis (Bag. 2)

Benang Merah Ta’aruf dan Mantik Hadis (Bag. 2)

Syubhat Seputar Ilmu Mantik (7)

Syubhat Seputar Ilmu Mantik (7)

Matinya Kepakaran

Keterkaitan Antar Dalalah (Talazum Baina Al-Dalalat)

KATEGORI

  • Adab Al-Bahts
  • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Biografi
  • Filsafat
  • Ilmu Ekonomi
  • Ilmu Firaq
  • Ilmu Hadits
  • Ilmu Kalam
  • Ilmu Mantik
  • Ilmu Maqulat
  • Karya Sastra
  • Matematika
  • Nahwu
  • Nukat
  • Opini
  • Penjelasan Hadits
  • Prosa Intelektual
  • Sejarah
  • Tasawuf
  • Tulisan Umum
  • Ushul Fiqh

TENTANG

Ruang Intelektual adalah komunitas yang dibuat untuk saling membagi pengetahuan.

  • Tentang Kami
  • Tim Ruang Intelektual
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Daftar

Buat Akun Baru!

Isi Form Di Bawah Ini Untuk Registrasi

Wajib Isi Log In

Pulihkan Sandi Anda

Silahkan Masukkan Username dan Email Anda

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan