Ruang Intelektual
  • Login
  • Daftar
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video
Ruang Intelektual
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil

Kulliy Kedua: Nau’

Oleh Muhammad Said Anwar
2 Oktober 2023
in Ilmu Mantik
Kulliy Kedua: Nau’

Source: https://muslimheritage.com/world-health-day/

Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WA

Pada tulisan sebelumnya telah dibahas apa itu jins[1]. Dalam pohon porfiri[2], nau’ tidak terlepas dari yang namanya jins. Karena jins merupakan salah satu unsur dari nau’. Sedangkan nau’ sendiri merupakan esensi utuh yang mencakup jins dan fashl.

Jika ditanya, “Apa itu khamar?” Maka, bisa lahir jawaban “Minuman yang memabukkan“. Minuman di sini sebagai jins, sedangkan sifat memabukkannya adalah sesuatu yang membedakannya dengan sesuatu yang lain atau disebut dengan fashl. Sementara khamar itu sendiri adalah nau’-nya.

Nah, bagaimana jika yang ditanyakan adalah sesuatu yang menjadi individu[3] dari nau’ itu bagaimana? Maka individu dari nau’ itu adalah nau’ juga. Kenapa bisa demikian? Mari kita bedah pembahasan nau’ ini.

Bagan Al-Kulliyyat Al-Khamsah

Dalam kitab Tadzhib ‘ala Tahdzib oleh Syaikh Al-Khabishi:

وهو المقول على الكثرة المتفقة الحقيقة في جواب ما هو

“Nau’ adalah sesuatu yang diberlakukan kepada banyak hakikat yang sama pada pertanyaan “apa itu?”

Lebih jelasnya, nau’ adalah konsep universal yang di bawahnya (individunya) terdapat hakikat yang sama yang fungsinya menjawab pertanyaan “apa itu?” (Ini sudah dijelaskan mengenai bentuk-bentuk pertanyaan di dunia akademisi di footnote pembahasan jins).

Misalnya, vodka, bintang, arak, dan yang sejenisnya merupakan individu dari khamar. Khamar di sini otomatis menjadi jins, alasannya sebagaimana di definisi nau’ sendiri bahwa individunya diharuskan memiliki hakikat yang sama (al-muttafaqah al-haqiqah).

BacaJuga

Mengenal Hukum Kontradiksi dan Ketentuannya

Kulliy Keempat: Khassah

Kulliy Ketiga: Fashl

Psychology Proof Fallacy

Kalau kita melihat vodka, bintang, dan arak, mereka berbeda dari segi nama atau identitas saja, tapi sama dari segi hakikat. Jins dan fashl-nya juga sama. Ini merupakan salah satu cara mengetahui nau’.

Berbeda halnya dengan jins yang hakikat individunya itu harus berbeda. Misalnya pada kata haiwân yang mencakup manusia, monyet, jerapah, biawak, dan lain-lain. Tentu manusia, monyet, jerapah, dan biawak ini berbeda hakikatnya. Ya, walaupun dikategorikan sama-sama haiwan, tapi fashl atau unsur yang membedakannya itu juga berbeda satu sama lain yang dimiliki oleh masing-masing individu itu. Jika fashl-nya sudah berbeda, tentu saja nau’ atau sebagai hasil dari kombinasi jins dan fashl itu berbeda.

Ya, jika khamar disandarkan kepada individunya maka khamar menjadi nau’. Alasannya, individunya memiliki hakikat yang sama. Begitu juga manusia jika disandarkan kepada individu yang hakikatnya sama. Maka dia menjadi nau’.

Kemudian, nau’ itu memiliki pembagian, yaitu; 1) Nau’ Haqîqiy. 2) Nau’ Idhâfiy.

  • Nau’ Haqîqiy

Dalam kitab Mi’yâr Al-‘Ilm, nau’ haqîqiy didefinisikan dengan:

كلي يحمل على أشياء لا تختلف إلا بالعدد في جواب ما هو؟

Nau’ haqîqiy adalah kulliy atau konsep universal yang diberlakukan kepada individu yang hakikatnya sama, kecuali pada beberapa saja pada fungsi menjawab “apa itu?”

Ini sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Bisa dikatakan bahwa nau’ haqiqiy itu hanya ada di bawah jins qarîb, dan di bawah nau’ haqiqiy ini hanya individu.

Contohnya seperti kata insân atau manusia. Di atasnya hanya ada jins qarîb, yakni haiwân. Di bawahnya ada individu yang hakikatnya sama. Dia menjadi nau’ haqîqiy karena hal-hal yang membuatnya menjadi nau’ haqîqiy itu terpenuhi.

  • Nau’ Idhâfiy

Dalam kitab Mi’yâr Al-‘Ilm, nau’ ini didefinisikan dengan:

كلي يحمل عليه الجنس وعلى غيره حملا ذاتيا أوليا

“Kulliy yang mencakup jins dan selain dari jins (nau’) dengan cakupan yang sifatnya esensial dan inti.”

Dengan kata lain, nau’ idhâfiy adalah kulliy yang di bawahnya ada hakikat-hakikat yang sama dan yang memiliki hakikat yang berbeda. Misalnya pada kata nâmiy. Di bawahnya ada hakikat yang berbeda, yakni haiwân dan nabât. Haiwân dan nabât itu memiliki hakikat yang berbeda. Nah, karena hakikat ini berbeda, maka yang diatasnya menjadi nau’ idhâfiy.

Tapi di sisi lain, dia menjadi jins jika disandarkan kepada yang ada di bawahnya. Artinya, nau’ idhâfiy itu di satu saat dapat menjadi nau’ dan dapat menjadi jins. Atau jika ia disandarkan kepada sesuatu yang ada di atasnya, maka dia menjadi nau’ idhâfiy.

Misalnya saja, insan. Jika dinisbatkan kepada yang ada di bawahnya, yakni individu-individu yang sama seperti Zaid, Umar, dan Hasan, maka dia menjadi nau’ haqîqiy. Tapi, jika disandarkan kepada yang ada di atasnya, yakni haiwân, maka dia menjadi nau’ idhâfiy.

Kemudian, nau’ haqîqiy dan idhâfiy lagi terbagi; nau’ haqiqiy terbagi menjadi; 1) Nau’ Munfarid. 2) Nau’ Ghair Munfarid. Sedangkan nau’ idhafiy terbagi menjadi; 1) Nau’ ‘Ali. 2) Nau’ Mutawassith. 3) Nau’ Sâfil.

Pohon Porfiri dan keterangannya

– Nau’ Munfarid

Sederhananya, nau’ munfarid itu adalah nau’ yang tidak di bawah jins, tapi di bawahnya ada individu-individu. Seperti nuqtah (titik) dan ‘aql (akal).

– Nau’ Ghair Munfarid

Nau’ ghair munfarid adalah nau’ yang terletak di bawah jins dan di bawahnya ada individu. Seperti kata insan yang di bawahnya ada individu-individu seperti Umar, Zaid, Hasan, dan lain-lain.

Ini adalah pembagian nau’ haqîqiy. Adapun pembagian nau’ idhâfiy:

  • Nau’ Sâfil

Nau’ sâfil adalah nau’ yang ada di bawah jins dan di bawahnya hanya ada afrâd. Misalnya lagi, kata insan di bawah kata haiwân dan di bawahnya ada individu. Nau’ ini adalah nau’ paling bawah.

  • Nau’ Mutawassith

Nau’ Mutawassith adalah nau’ yang di bawah jins dan di bawahnya masih ada nau’ idhafiy. Seperti kata nâmiy, berada di bawah jins yaitu jism. Di bawahnya itu ada nau’ idhâfiy, bukan afrâd. Yakni haiwân. Jika dia dinisbatkan juga kepada haiwân, maka dia menjadi jins bagi haiwân. Nau’ ini berada di tengah-tengah.

  • Nau’ ‘Âli

Nau’ ‘âli adalah nau’ yang berada di bawah jins ‘ali (jins al-ajnas) dan di bawahnya ada beberapa nau’ idhâfiy. Seperti kata jism yang ada di bawah jauhar (jins ‘âli). Dan di bawahnya ada beberapa nau’ idhâfiy, seperti jism, nâmiy, dan haiwân. Nau’ ini berada di paling atas.

Wallahu a’lam.


Footnote

[1] Ada yang mendahulukan pembahasan nau’ daripada pembahasan fashl, dengan alasan di pohon porfiri, ia bersama dengan jins. Artinya, pembahasan jins dan nau’ itu satu paket. Sedangkan pembahasan fashl didahulukan oleh sebagian orang dengan alasan nau’ tidak bisa terbentuk tanpa fashl. Fashl adalah unsur pembentuk nau’, bukan sebaliknya.

[2] Ada satu hal yang menjadi perhatian mengenai jins dan nau’ yakni tartîb atau cara menghitungnya. Jins itu dihitung dari bawah (mutashâ’id) sedangkan nau’ dihitung atau diurutkan dari bawah (mutanâzil). Mengapa demikian? Karena jika kita membayangkan sesuatu berdasarkan jins atau mencari kategorinya, maka tentu bayangan kita akan membayangkan sesuatu itu menaik. Dengan kata lain, kita akan mencari kategori, lalu ke kategorinya lagi, dan begitu seterusnya sampai ke jins ‘âli.

Seperti ketika membayangkan manusia. Ia masuk kategori apa? Tentu kita akan mencari kategorinya. Kenapa mencari kategori itu dikatakan “menaik”? Alasannya kategori itu lebih umum. Jika dipetakan dalam bentuk peta konsep, umumnya kategori itu ada di atas, sebagaimana pohon porfiri (itu termasuk peta konsep juga).

Beda dengan mencari spesia atau nau’, maka pasti dia itu menurun. Mengapa? Ketika kita membayangkan sesuatu, maka yang kita cari adalah perinciannya, dan perinciannya itu menurun. Misalnya saja kata “pergaulan”. Kata “pergaulan” itu terlalu umum dan harus diperinci, maka ketika digambar dalam peta konsep, maka dia itu menurun. Perinciannya itu terjadi ketika kita membaginya, semisal “pergaulan itu terbagi menjadi dua: pergaulan bebas dan pergaulan tidak bebas”. Maka “pergaulan bebas” dan “tidak bebas” ini, ada di bawah kata “pergaulan”. Atau dengan kata lain, keduanya merupakan individu dari kata “pergaulan”.

[3] Umumnya, ketika disebutkan “individu” atau “afrâd” ada beberapa makna yang dimaksud. Jika dalam pembahasan nau’, maka yang dimaksud adalah nau al-anwâ’ atau individunya nau’. Jika secara umum, misalnya dalam pembahasan kulliy dan juz’iy, maka yang dimaksud adalah cakupan dari kulliy. Ini tergantung seperti apa konteksnya.

 

Muhammad Said Anwar

Muhammad Said Anwar

Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan. Mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di MI MDIA Taqwa 2006-2013. Kemudian melanjutkan pendidikan SMP di MTs MDIA Taqwa tahun 2013-2016. Juga pernah belajar di Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an Al-Imam Ashim. Lalu melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MANPK) Kota Makassar tahun 2016-2019. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo tahun 2019-2024, Fakultas Ushuluddin, jurusan Akidah-Filsafat. Setelah selesai, ia melanjutkan ke tingkat pascasarjana di universitas dan jurusan yang sama. Pernah aktif menulis Fanspage "Ilmu Logika" di Facebook. Dan sekarang aktif dalam menulis buku. Aktif berorganisasi di Forum Kajian Baiquni (FK-Baiquni) dan menjadi Pemimpin Redaksi (Pemred) di Bait FK-Baiquni. Menjadi kru dan redaktur ahli di media Wawasan KKS (2020-2022). Juga menjadi anggota Anak Cabang di Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Pada umur ke-18 tahun, penulis memililki keinginan yang besar untuk mengedukasi banyak orang. Setelah membuat tulisan-tulisan di berbagai tempat, penulis ingin tulisannya mencakup banyak orang dan ingin banyak orang berkontribusi dalam hal pendidikan. Kemudian pada umurnya ke-19 tahun, penulis mendirikan komunitas bernama "Ruang Intelektual" yang bebas memasukkan pengetahuan dan ilmu apa saja; dari siapa saja yang berkompeten. Berminat dengan buku-buku sastra, logika, filsafat, tasawwuf, dan ilmu-ilmu lainnya.

RelatedPosts

Mengenal Hukum Kontradiksi dan Ketentuannya
Ilmu Mantik

Mengenal Hukum Kontradiksi dan Ketentuannya

Oleh Muhammad Said Anwar
30 Juni 2024
Kulliy Keempat: Khassah
Ilmu Mantik

Kulliy Keempat: Khassah

Oleh Muhammad Said Anwar
16 Oktober 2023
Kulliy Ketiga: Fashl
Ilmu Mantik

Kulliy Ketiga: Fashl

Oleh Muhammad Said Anwar
9 Oktober 2023
Psychology Proof Fallacy
Ilmu Mantik

Psychology Proof Fallacy

Oleh Muhammad Said Anwar
1 Oktober 2023
Kulliy Pertama: Jins
Ilmu Mantik

Kulliy Pertama: Jins

Oleh Muhammad Said Anwar
16 Agustus 2023
Artikel Selanjutnya
Kalau Agama itu Rasional, Kenapa Konsep Akhirat Tidak Masuk Akal?

Kalau Agama itu Rasional, Kenapa Konsep Akhirat Tidak Masuk Akal?

Adakah Cara Belajar Paling Efektif?

Apa itu I’tibariy Intiza’iy dan Ikhtira’iy?

Apa itu Al-Ma’qulat Al-Awwaliyyah dan Al-Ma’qulat Al-Tsaniyyah?

Apa itu Al-Ma’qulat Al-Awwaliyyah dan Al-Ma’qulat Al-Tsaniyyah?

KATEGORI

  • Adab Al-Bahts
  • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Biografi
  • Filsafat
  • Ilmu Ekonomi
  • Ilmu Firaq
  • Ilmu Hadits
  • Ilmu Kalam
  • Ilmu Mantik
  • Ilmu Maqulat
  • Karya Sastra
  • Matematika
  • Nahwu
  • Nukat
  • Opini
  • Penjelasan Hadits
  • Prosa Intelektual
  • Sejarah
  • Tasawuf
  • Tulisan Umum
  • Ushul Fiqh

TENTANG

Ruang Intelektual adalah komunitas yang dibuat untuk saling membagi pengetahuan.

  • Tentang Kami
  • Tim Ruang Intelektual
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Daftar

Buat Akun Baru!

Isi Form Di Bawah Ini Untuk Registrasi

Wajib Isi Log In

Pulihkan Sandi Anda

Silahkan Masukkan Username dan Email Anda

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ilmu Bahasa Arab
    • Nahwu
    • Sharaf
    • Balaghah
    • ‘Arudh
    • Qafiyah
    • Fiqh Lughah
    • Wadh’i
  • Ilmu Rasional
    • Ilmu Mantik
    • Ilmu Maqulat
    • Adab Al-Bahts
    • Al-‘Umȗr Al-‘Ammah
  • Ilmu Alat
    • Ulumul Qur’an
    • Ilmu Hadits
    • Ushul Fiqh
  • Ilmu Maqashid
    • Ilmu Kalam
    • Ilmu Firaq
    • Filsafat
    • Fiqh Syafi’i
    • Tasawuf
  • Ilmu Umum
    • Astronomi
    • Bahasa Inggris
    • Fisika
    • Matematika
    • Psikologi
    • Sastra Indonesia
    • Sejarah
  • Nukat
    • Kitab Mawaqif
  • Lainnya
    • Biografi
    • Penjelasan Hadits
    • Tulisan Umum
    • Prosa Intelektual
    • Karya Sastra
    • Ringkasan Buku
    • Opini
    • Koleksi Buku & File PDF
    • Video

© 2024 Karya Ruang Intelektual - Mari Berbagi Pengetahuan